Hay.... Datang terus yach

Jumat, 25 Juni 2010

Cara menghadapi KRISIS???


Menurut saya, ekonomi suram atau ekonomi cerah, sebenarnya hanya merupakan keyakinan. Yang namanya resesi, hal ini ada dan tumbuh karena kesepakatan bersama. Ketika banyak orang ( 60 – 70 % ) merasa dan sepakat perekonomian jelek, maka yang terjadi sebagian besar orang-orang yang yakin perekonomian jelek ini tidak akan mau berinvestasi, tidak mau buka usaha baru, tidak mau melebarkan usaha, tidak merekrut karyawan baru atau bahkan mengurangi karyawan. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Demikian sebaliknya, ketika sekian banyak orang mulai sepakat bahwa ekonomi ini cerah maka investasi akan mengalir, banyak usaha baru, perusahaan-perusahaan melebarkan usaha, perekrutan karyawan baru. Terjadilah penciptaan-penciptaan baru atau nilai tambah-nilai tambah baru. Dengan demikian terjadilah pertumbuhan ekonomi yang positif.

Percaya atau tidak bahwa disetiap resesi selalu timbul orang kaya baru karena resesi tersebut. Demikian juga di setiap bidang usaha yang secara rata-rata kurang bagus atau sedang turun, selalu ada saja orang yang berkibar atau berjaya atau bahkan tumbuh di bidang tersebut. Misalnya, ketika industri tekstil sedang tidak bagus atau turun, selalu ada pabrik tekstil yang tetap bagus atau tumbuh. Seperti bangsa Cina ribuan tahun lalu menciptakan kata “Crisis” yang terdiri dari perpaduan dua huruf yaitu “Wei” dan “Ci”, dimana “Wei = masalah”, kemudian “Ci = kesempatan”, jadi di setiap “masalah” selalu ada “kesempatan” yang mendampingi.

Menurut Peter Drucker (Bapak Manajemen), “Peluang, khususnya peluang bisnis biasanya timbul karena adanya perubahan”.Lebih baik kita fokus kepada kesempatan atau peluang yang timbul, atau fokus untuk menjadi yang terbaik di bidang usaha kita. Dengan demikian kita akan tetap tumbuh meskipun ada perubahan ataupun resesi.

Jadi kesimpulannya resesi adalah kesepakatan bersama dimana akhirnya orang percaya terjadi resesi dan tidak akan ada investasi maka tidak akan ada suatu pertumbuhan ekonomi maka terjadilah resesi. Kalau–kalau sekian banyak orang mulai sepakat bahwa ekonomi ini baik maka ada investasi mengalir, dan kemudian dari investasi tadi ada lapangan kerja baru dan adanya pertumbuhan ekonomi maka yang terjadi adalah ekonomi itu tumbuh. Ada dua strategi untuk mengatasi situasi :

  1. Strategi bertahan, Dalam strategi bertahan kemungkinan kalah selalu lebih besar menjadi kalah, kemungkinan untuk menang tidak, kemungkinan paling baik adalah draw/ seri. Seperti dalam pertandingan sepak bola, kalau 100% bertahan dan11 orang pemain bertahan pada posisi didepan gawang semua kemungkinan menang tidak ada, kemungkinan tidak kalah ada tapi untuk menang tidak ada, dan kemungkinan kebobolan atau kalah tetap ada.
  2. Strategi untuk tumbuh, Hal ini identik dengan memakai strategi menyerang kemungkinan kalah ada tapi kemungkinan menang juga ada itu salah satunya. Dalam hidup ini bila strategi tumbuh bukan berarti kita naïf. Naif itu seperti kita terjun dari lantai 16 dan mungkin percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkan, dan yang terjadi mati. Kita harus prudent, prudent untuk tumbuh menjadi apa yang diinginkan atau fokus untuk tumbuh yang mana orang itu akan memikirkan/siap-siap menghadapi kemungkinan yang terburuk tapi dia selalu fokus untuk selalu terus tumbuh dan berpikir bagaimana menjadi lebih baik dan terus lebih baik lagi.

Supaya orang kemungkinan jauh lebih berhasil supaya kita siap–siap 10 % siap–siap seperti memiliki tabungan, kalau di PHK sudah siap, 90 % tanya pada diri sendiri, misalnya pada pekerjaan ini 50 % di pecat saya termasuk yang dipertahan kan atau yang tidak. Kalau misalnya saya dipertahankan, tanyakan pada diri mengapa saya dipertahankan ? Nilai tambah apa yang bisa saya beri. Kita harus cari peluang-peluang lagi mungkin usulan–usulan untuk jauh lebih baik, dan kita memberi lebih dari apa yang kita terima. Menerapkan hak tanggung gugat dengan inisiatip untuk tanggung jawab dan tidak menyalahkan orang lain dan berbuat lebih baik. Memiliki lingkaran malaikat dimana kita harus memberi lebih dan lebih, selalu ceria, yang terjadi adalah kita akan dipertahankan.

Dan misalnya pun, kita sudah memberi sangat–sangat banyak dan perusahaan masih belum juga baik apa yang terjadi ? tidak apa–apa. Walaupun misalnya kita sudah memberi 100 tapi hanya terima 10 dan tidak naik gaji atau situasinya jelek, tidak masalah. Kalau misalnya kita semakin gugur dan loyo tidak semangat yang terjadi adalah tidak akan ada yang jadi lebih baik. Jadi prinsipnya dalam hidup ini jika kita siap – siap untuk waktu yang terburuk 10 % dari waktu kita, 90% kita fokus pada apa yang kita inginkan maka yang terjadi adalah yang terbaik.

Ingat apabila Anda karyawan, cara terbaik yang harus dilakukan menghadapi krisis adalah dengan 4 cara :

  1. Jujur memberi lebih dari yang kita terima kepada perusahaan
  2. Memberikan nilai tambah kepada perusahaan
  3. Hak tanggung gugat inisiatif akan tanggung jawab tadi tidak menyalahkan orang lain kalau sudah bertanggung jawab
  4. Lingkaran malaikat ( selalu menceritakan kebaikan orang lain / tidak menjelek-jelekan orang lain)

Untuk Perusahaan cara menghadapi karyawan yang terpengaruh ramalan krisis yang suram, sehingga kinerjanya menurun, saran saya:

  1. Jelaskan kepada karyawan, bahwa tugas karyawan harus selalu semangat dan fokus kepada bagaimana perusahaan bisa tumbuh dan berkembang.
  2. Tegaskan juga, misalnya memang benar bahwa 50% karyawan akan dipecat, mana kira-kira yang akan dipecat, yang loyo atau yang semangat?. Tekankan bahwa yang dipecat pasti yang loyo.
  3. Berikan target yang jelas, baik hasil yang diinginkan maupun quota tindakannya.
  4. Buat produktivitas terkait dengan penghasilan.
  5. Buat suasana kerja menyenangkan.
  6. Monitor mana dari tindakan yang membawa hasil, mana yang tidak.
  7. Brain storming untuk mencari ide baru, pendekatan baru, tindakan baru yang membawa hasil yang diinginkan bersama secara lebih cepat.
Semoga bermanfaat.

The Winning SPIRIT


Sia-sia jika anda punya dream yang besar, jika anda punya impian yang luar biasa, tetapi anda tidak punya planning yang baik, anda tidak punya planning yang terencana. Kenapa? Karena impian anda sampai kapanpun tidak akan pernah bisa menjadi kenyataan. Seperti yang saya katakan awalnya, buatlah impian anda semustahil mungkin, tetapi cara untuk mewujudkan impian anda haruslah masuk akal.

Minimal ada 3 hal atau 3 poin dalam membuat planning :

Yang pertama adalah tertulis, yang kedua adalah dalam kalimat yang positif, yang ketiga haruslah spesifik atau jelas. Survey membuktikan bahwa orang yang menuliskan impian atau dreamnya ternyata jauh lebih besar kemungkinannya untuk sukses, untuk kaya, untuk bahagia, atau untuk mendapatkan apapun yang mereka tuliskan, dibandingkan dengan orang yang tidak menuliskan impian atau menuliskan dream mereka.

Kenapa? Karena setiap harinya anda dan saya diberikan jutaan informasi yang berbeda, yang kita dapatkan melalui seluruh panca indera kira. Dan jutaan informasi ini, tidak semuanya berguna dan bermanfaat bagi anda dan saya, yang membantu kita untuk mewujudkan dream kita. Jadi ketika anda tidak menuliskan tujuan hidup anda, anda tidak akan bisa bertahan, atau menyaring informasi2 yang sedemikian banyaknya, dan bisa anda gunakan membantu mewujudkan dream anda.

Yang kedua adalah kalimat positif , kenapa harus dengan kalimat yang positif? Karena kalau anda gunakan kalimat yang negative, sangat bertele-tele. Saya ambilkan contoh : “saya tidak ingin gagal”. Lalu apa yang anda inginkan? Ya, saya ingin berhasil. Lalu, kenapa tidak tulis saja “saya ingin berhasil”. Lebih simple dan dalam kalimat yang positif.

Yang ketiga adalah harus jelas, atau lebih spesifik. Anda bayangkan kalau anda menuliskan tujuan hidup anda adalah saya ingin kaya. Dantiba-tiba anda jalan ke mall, dan anda dapat uang misalnya 100 atau misalnya anda dapat uang 10 ribu rupiah yang tergeletak di pinggir jalan, dan kemudian anda ambil. Apakah anda tambah kaya? Yes, anda tambah kaya, tapi apakah itu yang anda inginkan? Tentu tidak. Jadi, tujuan hidup anda haruslah jelas.

Cara mebuat tujuan hidup yang baik dan benar, selain ketiga poin tadi, untuk lebih jelasnya say singkat dengan WPSMART. W yang pertama yaitu write atau tertulis. Seperti yang saya telah jelaskan di awal. Yang kedua adalah P dalam kalimat yang positif, yang sudah sya jelaskan juga. Yang ketiga adalah S spesifik, yang harus jelas, seperti yang saya jelaskan.

Yang selanjutnya adalah measureable, M nya adalah measureable. Measureable artinya apa? Dream anda atau planning anda, haruslah bisa anda ukur. Kenapa? Ketika anda bisa mengukurnya, anda tahu tingkat keberhasilannya. Kalau anda belum berhasil, ubah lagi tindakan anda. Kalau anda berhasil, ubah lagi impian anda. Yang berikutnya adalah A, A adalah achieveable, artinya impian atau dream anda adalah benar2 hal yang bisa anda capai, minmal ada orang yang telah mencapainya.

Yang selanjutnya adalah R. R adalah realistic, anda tidak bisa membuat dream atau goal atau impian anda yang menyangkut diri orang lain. Anda tidak bisa memiliki impian seingin anak saya sukses dalam hidupnya. Anda tidak bisa mengatakan seperti itu. Kenapa? Karena, anak anda punya kehendak bebas sendiri. Anda tidak bisa membuat impian untuk orang lain. Anda hanya bisa menyediakan sesuatu yang membuat ia sukses.

Misalnya anda ingin anak anda kuliah di fakultas kedokteran. Anda tidak bisa mengatakan bahwa dream saya adalah menyekolahkan anak saya di fakultas kedokteran. Anda tidak bisa katakan seperti itu.

Yang bisa anda lakukan hanyalah menyediakan modal untuk kelangsungan atau untuk biaya-biaya sekolah, perkara atau hal tentang bagaimana dia memilih sekolah itu, adalah kehendak bebasnya dia. Yang berikut adalah kita berbicara tentang T.

T adalah timebound, yang mana artinya adalah anda harus punya batasan waktu, jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Buatlah dream anda, dan tentukan batas waktu, kapan anda mencapainya dengan step2 menengah, jangka panjang, atau jangka pendek. Yang terakhir adalah imagine, imagine berbicara tentang dream anda atau impian anda, haruslah bisa anda membayangkannya sebelum itu menjadi kenyataan.

Cara melatih otak untuk melihat peluang


“Jadi apa langkah pertama anda untuk melatih otak anda melihat peluang, jawabannya adalah melek finansial.”

(Robert T. Kiyosaki)

Keterangan :

Yang dimaksud melek finansial adalah kemampuan memahami sistem kata-kata dan angka yang akan membuat anda kaya. Jika tidak mengerti kata-kata atau angkanya anda sama saja berbicara dalam bahasa asing. Setiap kuadran mewakili sebuah bahasa asing.

Keterangan :

Masing-masing kuadran seperti sebuah negara yang berbeda, tidak semua menggunakan kata-kata yang sama. Kalau anda tidak mengerti kata-katanya maka anda tidak mengerti angkanya. Sebagai contoh, jika seorang dokter biasa mengatakan, “sistolik anda 120 dan diastolik anda 80,” apakah itu bagus atau jelek? Apakah hanya itu yang perlu anda ketahui tentang kesehatan anda? Jawabannya tentu saja “tidak”.Namun itu sebuah awal. Sama saja seperti menanyakan, “P/E saya 12, dan cap rate rumah apartemen saya 12.” Apakah hanya ini yang perlu saya ketahui tentang kekayaan saya? Sekali lagi, jawabannya “tidak”, tapi ini sebuah awal. Setidaknya kita mulai berbicara kata-kata yang sama dan menggunakan angka yang sama. Dan disinilah awal “melek finansial”, yang merupakan dasar kecerdasan finansial- dimulai dengan mengerti kata-kata dan angka.

Seperti teman saya, Richard Tan, Robert Kiyosaki Authorized Consultant untuk asia, ketika orang tuanya pertama kali datang ke Singapura, mereka tidak bisa bahasa mandarin, mereka tidak bisa bahasa melayu, mereka tidak bisa bahasa inggris, mereka hanya bisa bicara bahasa “fuzhou”, atau satu bahasa dialek di cina. Makanya ketika Richard Tan masuk SD kelas 1, ketika ditest membaca huruf A-Z tidak bisa, dia langsung diturunkan kelasnya.

Jadi menurut Robert Kiyosaki pengertian tentang melek finansial adalah kemampuan menghasilkan uang dengan uang dimulai dengan pengertian dengan kata-kata.

Langkah kedua dalam melatih otak anda melihat uang adalah belajar mengenali risiko yang sebenarnya. Kalau orang mengatakan kepada saya bahwa berinvestasi itu berisiko, saya hanya mengatakan, ”Berinvestasi itu tidak berisiko, yang berisiko adalah kalau anda tidak mempelajarinya dulu.

Berinvestasi sama seperti terbang. Jika pernah mengikuti pendidikan di sekolah penerbangan dan menghabiskan beberapa tahun untuk memperoleh pengalaman, maka terbang terasa menyenangkan dan menggairahkan. Tapi kalau anda tidak pernah mengikuti pendidikan di sekolah penerbangan, saya sarankan biarkan orang lain saja yang terbang.

Bertindak Sekarang ... !!


Banyak orang belajar dan tidak pernah bertindak maka hasilnya Nol Besar. Banyak orang bertindak dan tidak pernah belajar maka hasilnya cuma begitu-begitu saja dan tidak berkembang. Seperti mangkuk rezeki, kalau kita tidak pernah belajar untuk memperbesar rezeki kita maka rezeki yang berlimpah terus tumpah karena mangkuk rezeki kita tidak bertambah besar. Dan yang paling parah, orang yang tidak belajar dan tidak bertindak. Mereka jadi pengangguran seumur hidup tertekan dan hidup menjadi beban orang lain. Sekarang sampailah di penghujung artikel “Bagaimana Kaya ala Robert Kiyosaki”. Tanpa terasa 35 artikel setiap hari sudah berlalu. Dan sekarang, tibalah saatnya anda untuk bertindak. Bertindak bukan berarti berhenti belajar. Jadi saran saya dan Robert Kiyosaki :

1. Berhentilah melakukan apa yang sedang anda lakukan. Dengan kata lain, ambillah istirahat dan nilailah apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil. Definisi gila adalah melakukan hal-hal yang sama dan mengharapkan hasil yang berbeda. Berhentilah melakukan apa yang tidak berhasil dan carilah sesuatu yang baru untuk dilakukan.

2. Carilah gagasan atau ide baru. Untuk gagasan investasi yang baru, saya pergi ke toko buku dan mencari buku-buku tentang topik yang berbeda dan unik. Saya menyebutnya formula. Saya membeli buku-buku praktis tentang formula yang sama sekali tidak saya ketahui.

3. Temukanlah seseorang yang telah melakukan apa yang ingin anda lakukan. Ajaklah mereka makan siang. Mintalah nasihat atau petunjuk dari mereka, trik-trik kecil perdagangan itu.

4. Ikutlah kursus dan belilah kaset. Saya melihat koran untuk mencari kursus baru dan menarik. Banyak yang gratis atau dengan biaya yang murah. Saya juga menghadiri dan membayar seminar yang mahal mengenai apa yang ingin saya pelajari. Saya kaya dan bebas dari kebutuhan akan pekerjaan hanya karena kursus-kursus yang saya ambil. Saya mempunyai teman yang tidak mengikuti kursus-kursus itu dan memberitahu saya bahwa saya hanya membuang-buang uang. Dan ternyata mereka masih pada pekerjaan yang sama.

Apa yang dilakukan oleh orang gagal ?



Dijelaskan oleh Robert Kiyosaki, orang yang takut kalah melakukan hal serupa dalam hidup. Kita semua mengenal :

1. Mereka yang mempertahankan perkawinan yang tidak lagi berlandaskan cinta.

2. Mereka yang menjalani pekerjaan tidak berprospek.

3. Mereka yang terus menyimpan pakaian tua serta “barang-barang” yang takkan pernah mereka pakai.

4. Mereka yang tetap tinggal di kota-kota dimana mereka tidak mempunyai masa depan.

5. Mereka yang tetap berteman dengan orang-orang yang menghalangi kemajuan mereka.

Dalam bahasa saya sendiri, seperti sebuah cerita orang Afrika menangkap monyet. Di Afrika ada satu suku yang makan monyet, mereka berburu monyet untuk dimakan. Cara berburu mereka bermacam-macam, ada yang menggunakan cara dipanah, ada yang disumpit, tapi yang paling menarik adalah ada yang menangkap dengan menggunakan kendi. Mereka mengikat kendi dari tembaga ke pohon atau batu yang besar. Kemudian diisi dengan kacang, Dan sebagian kacang ditaruh diluar. Begitu sang monyet melihat kacang tersebut, setelah dipastikan kanan kiri aman maka monyet tadi turun dan mulai memakan kacang tersebut. Dan ketika kacang diluar habis, monyet tersebut mulai melirik kacang yang ada di dalam kendi. Dan begitu tangan monyet tersebut masuk untuk mengambil kacang, begitu tangan monyet tadi menggenggam maka tangan monyet tersebut tidak bisa ditarik dari kendi yang tertali di pohon yang besar. Dan monyet tersebut tidak mau melepaskan “Let It Go” kacangnya. Akibatnya monyet tersebut tertahan terus tidak bisa pergi, bahkan sampai pemburu monyet datang tetap saja sang monyet tidak mau “Let it go”. Kapan monyet tersebut mau “Let it go” kacangnya? Yaitu ketika monyet tersebut mati disembelih. “Kenapa demikian?” Karena dia namanya “monyet!”.

Maka ada peribahasa bahasa Inggris, “You pay peanut, you get monkey”.

Banyak dari kita yang sudah tahu bahwa yang kita kerjakan sekarang tidak akan mambantu kita mencapai apa yang kita inginkan. Tetapi kita takut kehilangan “kacang” kita sampai kita disembelih (dipecat) baru kita berani “Let It Go”.

Orang yang berpikir “cari aman” adalah pikiran logis. Sebenarnya salah, karena itu adalah pikiran emosionil. Dan pikiran emosionil lah yang membuat orang “macet”di sebuah kuadran.

Jika orang tidak bisa mengendalikan pikiran emosi mereka, dan kenyataannya banyak yang tidak bisa, maka mereka sebaiknya tidak mencoba menyeberang. Robert Kiyosaki menganjurkan agar semua yang ingin menyeberang lebih dulu memastikan mereka mempunyai orang-orang yang akan selalu mendukung mereka, dan memiliki seorang pembimbing di sisi lain kuadran yang akan membimbing mereka.

Semoga bermanfaat,

Rabu, 16 Juni 2010

BAKAR MOTIVASIMU...!!!!


Harus mempunyai semangat motivasi yang tinggi karena akan mempunyai banyak kendala dan tantangan yang dihadapi, jangan sampai "jatuh tergeletak" dihantam masalah. Jatuh bangun sangatlah wajar, seperti halnya pertandingan olah raga misal Bulu Tangkis, pemain pasti jatuh bangun untuk menjadi pemenang, mengeluarkan keringat, kaki keseleo atau patah, terkadang juga sampai mengeluarkan darah.

Begitu juga dengan dunia bisnis, kita harus berjuang ekstra keras dan cerdas untuk memenangi perjuangan bisnis ini.
Kegagalan adalah hal yang pasti dilalui terlebih dahulu, penolakan penolakan dari calon klien.
Jadikan kegagalan sebagai sebuah pelajaran, intropeksi diri, belajar, berusaha lebih lagi.

Ayo semangat lebih lagi

Senin, 14 Juni 2010

Kenangan


Seorang pejabat keluar dari sebuah hotel mewah. Ia baru saja menyelenggarakan seminar dan malam amal untuk mencari dana bagi anak-anak miskin yang berkeliaran di jalan. Ketika akan masuk ke mobil mewahnya, seorang anak jalanan mendekatinya dan merengek, ”Pak, minta uang sekadarnya. Sudah dua hari saya tidak makan.” Pejabat itu terkejut dan melompat menjauhi anak itu. ”Dasar anak keparat yang tak tahu diri!” teriaknya. ”Tak tahukah kamu bahwa sepanjang hari saya sudah bekerja sangat keras untukmu?

Pembaca yang budiman, kalau Anda ingin melakukan renungan di penghujung tahun ini, saya anjurkan Anda untuk merenungkan satu hal saja: ”Seberapa besar tingkat kepedulian Anda kepada sesama?” Dari skala 1 (sangat buruk) sampai dengan 5 (sangat baik), dimanakah posisi Anda? Jawabannya tak perlu Anda kemukakan, tapi cukup disimpan untuk diri Anda sendiri.

Mengapa saya menganjurkan Anda melakukan hal ini? Ini tak lain untuk kepentingan diri Anda sendiri. Selama Anda masih berkutat dengan diri sendiri, selama itu pula jiwa Anda tak akan pernah tumbuh. Kita hanya akan mengalami transformasi yang luar biasa begitu kita mulai memikirkan orang lain. Seorang pengarang, Joseph Campbell, mengatakan, ”Pada saat kita berhenti berpikir tentang diri kita sendiri, kita sebenarnya tengah mengalami perubahan hati nurani yang sungguh heroik.”

Hal ini mudah diucapkan tetapi amat sulit dilakukan. Para politisi kita amat royal melontarkan kata-kata ”demi kepentingan rakyat.” Seorang pejabat yang mengaku paling dekat dengan wong cilik kenyataannya malah menyakiti hati rakyat dengan tanpa malu-malu menghadiahkan dirinya sendiri rumah senilai 20 miliar. Para politisi lain juga tanpa malu -malu berlomba-lomba meluncurkan buku biografi politik yang dipenuhi kata-kata ”demi kepentingan rakyat.” Buku-buku biografi semacam ini sebenarnya merupakan ”pelecehan intelektual” belaka. Kenyataannya, amat sulit bagi kita menemukan kontribusi mereka bagi orang banyak.

Memikirkan orang lain memang sangat sulit dilakukan, apalagi di zaman sekarang. Setiap hari kita disibukkan dengan pekerjaan yang tak habis-habisnya. Namun sekadar memperhatikan diri Anda sendiri akan menghasilkan kesulitan yang cukup serius dalam jangka panjang. Anda akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan spiritual Anda. Banyak orang yang beranggapan bahwa hal ini adalah kewajiban. Mereka salah besar! Memperhatikan orang lain adalah kebutuhan Anda untuk menikmati hidup yang penuh makna. Memperhatikan orang lain adalah cara terbaik untuk mencapai hakikat kemanusiaan yang sejati.

Seorang filsuf terkemuka pernah mengatakan, ”Manusia dilahirkan dalam kondisi telanjang, dan ketika meninggal ia dibungkus kain kafan. Apakah hanya itu keuntungan yang ia dapatkan sepanjang hidupnya?” Sayangnya dunia kita sekarang telah begitu materialistisnya, sehingga banyak orang beranggapan bahwa perhatian tersebut bisa digantikan dengan uang. Padahal walaupun uang memang penting, ia tak akan pernah dapat menggantikan perhatian, pengertian, kehadiran dan kasih sayang.

Betapa banyak contoh yang bisa kita ambil dari kehidupan kita sehari-hari. Banyak anak yang tumbuh tanpa perhatian yang semestinya dari orang tua mereka. Banyak orang tua yang berdalih bahwa quality time jauh lebih penting ketimbang quantity time. Padahal, kasih sayang dan pengertian hanya akan terbina melalui proses yang perlahan-lahan dan membutuhkan banyak waktu. Betapa banyak para profesional yang cukup puas dengan memberikan sejumlah uang kepada orang tua mereka tanpa pernah mau tahu mengenai keadaan mereka yang sesungguhnya. Orang-orang seperti ini telah salah kaprah dalam memahami hidup seolah-olah segala sesuatunya bisa dibeli dengan uang.

Kahlil Gibran pernah mengatakan, ”Bila engkau memberi dari hartamu, tiada banyaklah pemberian itu. Bila engkau memberi dari dirimu itulah pemberian yang penuh arti.” Memberi tidak harus bernuansa materi. Bahkan memberikan perhatian sebenarnya jauh lebih berarti ketimbang memberikan materi yang sifatnya amat terbatas.

Cara menunjukkan kepedulian kita adalah dengan mendengarkan. Seorang anak pernah mengungkapkannya dengan sangat baik, ”Di masa pertumbuhanku, ayahku selalu menghentikan apa yang sedang dia kerjakan dan mendengarkanku saat aku begitu bersemangat menceritakan apa yang telah aku alami seharian.” Mendengarkan dengan benar adalah melupakan diri sendiri dan memberikan perhatian lahir dan batin yang tulus. Dengan mendengarkan kita dapat menangkap bukan hanya apa yang dikatakan tetapi juga apa yang dirasakan.

Mendengarkan amat penting untuk bisa memberikan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan orang lain, bahkan sekalipun mereka tidak mengatakannya. Kahlil Gibran pernah mengatakan, ”Adalah baik untuk memberi ketika diminta, tapi jauh lebih baik lagi jika memberi tanpa harus diminta.”

Kesempatan


Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memakannya segera.

***

Teman, memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.
Sahabat, tiap pilihan selalu ada resiko yang mengiringinya. Namun jangan sampai ketakutan, keraguan dan kebimbangan, menghentikan langkah kita.

ps. “Bukalah setiap pintu kesempatan yang datang mengetuk, sebab, siapa tahu, pintu itu tak mengetuk dua kali.”

Rabu, 09 Juni 2010

Berpikir itu Indah


Berpikirlah secara positif! Jangan pernah berpikir sesuatu yang kurang membangun Berpikirlah yang baik untuk kemajuan dan perubahan dirimu Jangan pernah berpikir negatif Karena justru merugikan dirimu sendiri!

Buku ini sangat unik dan menarik lantaran mengemas secara inspiratif segala hal berkaitan dengan pentingnya berpikir positif dan panduan meraihnya dalam bentuk kata-kata motivasi dari tokoh-tokoh besar pilihan, dilengkapi tafsir pendeknya, sehingga langsung bisa habis sekali baca dan energi maknanya lekas merasuk ke relung jiwa Anda.

Mulai dari bagaimana: Berpikir kreatif, Berpikir untuk Berjuang, Berpikir ke Depan Jangan Menoleh ke Belakang, Berpikir Bukan dari Orang Lain tapi dimulai dari Diri Sendiri, Kegagalan sebagai Awal Meraih Kesuksesan, Jangan Pesimis Menghadapi Hidup, Pola Pikir Optimis, Berpikir Untuk Terus Mencoba, Berpikir untuk Mengejar Setiap Impian Kita, hingga Belajar dari Kesalahan.

Selasa, 01 Juni 2010

aDA wAKTUNYA

Diam itu emas, tetapi ada saatnya diam tidak selalu emas
Jujur itu baik, tetapi ada saatnya jujur tidak selalu baik
Gagal itu terpuruk, tetapi ada saatnya gagal tidak selalu terpuruk

Cinta itu indah, tetapi ada saatnya cinta tidak selalu indah
Mengalah itu lemah, tetapi ada saatnya mengalah tidak selalu lemah
Mimpi itu khayalan, tetapi ada saatnya mimpi tidak selalu khayalan

Uang itu segalanya, tetapi ada saatnya uang tidak selalu segalanya
Dunia itu kejam, tetapi ada saatnya dunia tidak selalu kejam
Kaya itu keinginan, tetapi ada saatnya kaya tidak selalu keinginan

Pada waktu tertentu, segala sesuatu yang awalnya kita terka benar tidak selalu demikian. Ada saatnya dimana kita melakukan sesuatu atau menilai orang lain meleset dari “rumus”. Untuk itu, mari gunakan pemberian-Nya untuk mengenali waktu/situasi dan mengetahui sikap yang harus kita lakukan agar kita tidak terpatok pada “rumus” kehidupan yang sudah melekat di alam sadar kita atau bahkan alam bawah sadar kita.